Gara-Gara Hal Sepele, 4 Orang Ini Dihakimi Massa Hingga Tewas. Nomor 3 Sangat Menyedihkan!

19.14
Apapun alasannya, yang namanya main hakim sendiri tidak pernah dibenarkan. Toh, Indonesia sudah memiliki pihak yang berwajib yang bertugas menegakkan hukum. Tapi sayangnya, hingga saat ini banyak masyarakat yang begitu mudah terprovokasi dan melakukan tindak main hakim sendiri. Terlebih jika bersinggungan dengan kasus pencurian, warga dengan begitu ringan tangan mengeroyok hingga korbannya tewas.


Walhasil, para pelaku pengeroyokan juga bakal tersandung masalah hukum. Bukannya menyelesaikan masalah, nyatanya timbul masalah baru yang lebih berat. Bukan hanya sekali dua kali terjadi, namun berkali-kali. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus main hakim sendiri yang membuat korbannya tewas, padahal masalah pemicunya sangat sepele.

Diduga mencuri ampli, pria dibakar massa hingga tewas

Malang benar nasib seorang tukang service TV di Bekasi ini. Karena dituduh maling ampli di masjid, ia harus merenggang nyawa setelah dibakar oleh warga. Cerita tersebut makin viral di sosial media karena postingan seorang netizen. Diceritakan bahwa sebenarnya pria tersebut hanya numpang shalat ashar di masjid Desa Muara Bakti. Dia terpaksa membawa ampli miliknya masuk ke dalam masjid karena takut hilang jika ditaruh di jok motor.

Saat keluar dari masjid, seorang warga melihatnya membawa ampli dan mengira bahwa dia adalah maling. Sontak saja teriakan maling membuat warga naik darah. Seketika korban jadi sasaran kemarahan warga. Pria tersebut sudah berusaha menghindar, bahkan berlari ke kampung sebelah. Namun warga justru terus mengejar dan mengamuk. Bahkan ada yang menyiram dengan bensin hingga membakarnya hidup-hidup. Pria tersebut pun tewas dengan luka bakar parah tanpa ada yang menolong.

Pengepul petai dikira penculik dan dihajar massa

Isu penculikan anak awal tahun 2017 lalu juga memberi dampak yang sangat mengerikan. Bukan hanya memberi rasa khawatir pada orangtua yang memiliki anak kecil, tapi ada juga korban nyawa.

Sebut saja Maman Budiman, seorang pengepul petai yang dicurigai sebagai penculik hingga dikeroyok massa hingga tewas. Kejadian tersebut berawal saat Maman berniat menjemput anaknya.




Rencananya, sepulang dari menjemput sang anak, korban berniat mencari petai dari petani yang nantinya akan dijual lagi di pasar. Namun ternyata, kedatangan korban mengundang kecurigaan warga. Sontak saja, warga yang termakan info hoax langsung menangkap korban. Masyarakat yang berkumpul makin ramai akhirnya tak mampu menahan amarah, mereka pun mengeroyok Maman dengan membabi buta hingga tewas.

Diduga mencuri burung, remaja 16 tahun tewas dikeroyok warga

Seorang remaja 16 tahun berinisial TP harus merenggang nyawa sesaat setelah warga ramai-ramai menghajarnya. Padahal, masalahnya begitu sepele, korban diduga mencuri burung milik salah satu warga. Diduga, korban melakukan aksinya bersama dua temannya. Namun, dua rekannya berhasil meloloskan diri, sementara TP habis diamuk warga.

Sementara itu, ibu salah satu tersangka pencurian burung mengaku tak terima dengan tindakan warga yang main hakim sendiri. Mereka masih remaja, wajar saja jika bandel. Namun menegur mereka bukanlah dengan cara kekerasan, terlebih sampai membuat TP meninggal dunia. Masih ada hukum yang bisa membuat mereka menyadari kesalahan.

Maling pisang tewas tragis ditangan massa

Mei 2017 lalu, Indramayu digegerkan dengan pengeroyokan dua pemuda yang diduga maling motor. Salah satunya bahkan tewas mengenaskan setelah dihakimi massa. Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki mengatakan bahwa korban sama sekali tak berkutik karena begitu banyak warga yang mengeroyok. Ketika polisi datang, korban Santo (19) sudah tewas.

Sementara Egi (18) mengalami luka parah. Setelah dilakukan penelusuran oleh pihak kepolisian, ternyata kedua korban hanyalah pencuri pisang, bukan maling motor seperti yang dituduhkan warga. Polisi menyayangkan tindakan wa rga yang kerap main hakim sendiri, terlebih korbannya masih berusia remaja.

Itulah sedikit contoh kasus main hakim sendiri yang kerap terjadi di Indonesia. Hanya karena hal sepele, bukankah sangat disayangkan jika harus ada nyawa yang dikorbankan? Semoga kejadian di atas menyadarkan kita untuk tidak mudah terprovokasi hingga melakukan aksi main hakim sendiri.
sumber : boombastis

INSPIRATIF ! Berkenalan dengan Karisma, Anak PEMULUNG yang Lolos Seleksi Polisi!

19.12
Polda Bangka Belitung menggelar Sidang Panitia Penentuan Kelulusan Akhir (Pantukhir) Brigadir Polri tahun 2017. Di sinilah ditentukan nasib ratusan pendaftar bintara polisi. Akankah mereka lulus tes untuk mulai menjalani pendidikan atau pulang dengan tangan hampa.


Calon bintara polisi yang menyedot perhatian adalah Karisma Arya Gus Saputra. Anak seorang pemulung ini berhasil mengalahkan ratusan pelamar lain dan lolos menjalani pendidikan sebagai Bintara Polri.

Begitu dinyatakan lulus, Karisma langsung memeluk kedua orang tuanya yang hadir saat Sidang Pantukhir. Alumnus SMAN 2 Kota Pangkalpinang ini langsung bersujud mencium kaki ibunya sebagai tanda bakti.

Karisma mengaku ini pertama kali dia mendaftar. Selama tes masuk, dia mempersiapkan fisik dan mental dengan sebaik mungkin. Istimewanya, dia melakukan itu di sela-sela kegiatannya membantu orang tua.

"Dalam kesehariannya KA membantu pekerjaan orangtuanya yang bekerja sebagai pemulung. Kondisi kesehatan orangtuanya yang semakin menurun dan tidak memungkinkan untuk bekerja terlalu lelah," demikian informasi dari Divisi Humas Mabes Polri, Senin (7/8).

Agus Sukamto (37) mengaku sangat bersyukur putranya bisa diterima di kepolisan. Dia sempat tak menyangka Karisma yang anak seorang pemulung dan tak punya apa-apa bisa lulus.

"Tidur saja beralaskan tikar. Kami sangat bersukur kepada Allah SWT" kata Agus saat diwawancara awak Tribrata News.

Pemuda kelahiran Pangkal Pinang, 28 Mei 1999 ini sudah memimpikan menjadi abdi negara. Upaya dan kerja kerasnya menuntut ilmu terbayarkan sudah, kini Karisma memiliki kesempatan menjadi abdi negara.

Terlahir sebagai orang yang kurang mampu tidak menjadi penghalang baginya untuk berprestasi dan menggapai cita-citanya menjadi seorang Polisi. Selamat berlatih, negara menunggu dharma baktimu.

sumber : merdeka

Tak Disangka....Serka Darwis, TNI Teladan Yang Bantu Anak Sekolah Menyeberang Adalah Jagoan Peringkus Pelaku Bom

17.26
Sosok Serka Muhammad Darwis menjadi viral setelah aksinya membantu anak-anak menyeberangi sungai dengan alat seadanya. Ternyata tak cuma membantu anak-anak sekolah, Bintara Pembina Desa Koramis 1412-03/Rante Angin ini juga memiliki banyak cerita di tempatnya bertugas.


Sejak tahun 2009, Serka Darwis bertugas membina empat desa. Kelurahan Ranteangin, Desa Landolia, Desa Rantebaru dan Desa Maroko. 

Saat itu masih ada sebagian masyarakat yang gemar mabuk-mabukan. Mereka kerap membuat onar dengan berkelahi atau meresahkan warga. Hal ini pula yang membuat perekonomian desa tersebut tertinggal.

Secara perlahan, kebiasaan itu berhasil diubah oleh Serka Darwis. Dia aktif menjalin komunikasi dengan pemuka adat maupun ulama setempat. Tokoh-tokoh pemuda pun dirangkul.

Serka Darwis juga dinilai berhasil mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya. Dia membuka lahan untuk dijadikan areal pesawahan. Awalnya banyak warga menolak. Namun setelah melihat

hasilnya, warga berbondong-bondong ikut bertani. Dari awal 40 hektar sawah, dalam waktu 2 tahun bertambah menjadi 340 hektar.

Pria kelahiran Bulukumba 48 tahun lalu itu pun tak mau berpangku tangan saat anak-anak sekolah kesulitan menyeberang. Saban hari Serka Darwis menyeberangkan anak-anak sekolah melalui Gondola (Jembatan tali berkatrol) melewati Sungai Ranteangin di Desa Maroko. 

"Untuk menyeberangkan anak sekolah melewati sungai yang memiliki kedalaman 6 meter itu, setiap hari Serka Muh. Darwis telah standby di lokasi penyeberangan sejak pagi hari," ujar Kapenrem 143/Halu Oleo Mayor Azwar, Rabu (9/8).

Menurut penduduk setempat, aktivitas menyeberangkan anak tersebut menjadi pekerjaan rutin Serka Darwis kecuali saat sang Babinsa mendapatkan tugas lain.

"Ini panggilan nurani saya sebagai prajurit TNI," kata Serka Darwis.

Menurutnya pendidikan sangat penting. Jangan sampai para penerus Bangsa ini tak bisa sekolah gara-gara tak bisa menyeberang.

Cerita soal Serka Darwis belum selesai. Dia pun pernah membantu meringkus para pelaku pengeboman ikan yang beraksi di wilayahnya. 

"Atas keberhasilan tersebut, masyarakat Desa Landolia mewujudkan apresiasinya dengan memberikan hadiah kepada Serka Darwis berupa satu unit Rumah Pos Babinsa berukuran 7 X 9 meter di dalam wilayah Desa Landolia Kecamatan Ranteangin," tutup Mayor Azwar.

Sumber: merdeka

Demi Menciutkan Nyali Pasukan Malaysia, TNI AL Mengerahkan Kapal Pemburu Di Nunukan Kalimantan

19.14
Armada Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan, mendapatkan Kapal Angkatan Laut (KAL) bersamaan dengan empat daerah lainnya di bagian timur Indonesia masing-masing Pangkalan TNI Angkatan Laut Kepulauan Aru, Pangkalan TNI Angkatan Laut Sangalaki, Pangkalan TNI Angkatan Laut Melongwane dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tahuna.


Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) Ari Aryono mengatakan, KAL Ambalat 1-13-45 yang diterimanya menjadi alat utama sistem persenjataan yang akan memperkuat pertahanan di perbatasan Republik Indonesia- Malaysia di Kabupaten Nunukan.

"KAL ini membuat alutsista kita semakin kokoh. Tetapi kalau melihat wilayah Perairan Nunukan, kita masih kurang sarana patroli. Karena wilayah operasi kita bukan hanya wilayah timur dan Sebatik tetapi masuk alur sungai pedalaman Kalimantan," ujarnya, Senin (31/7/2017).

KAL Ambalat 1-13-45 merupakan buatan dalam negeri. Kapal yang dikerjakan PT Tesco Indo Maritim ini memiliki spesifikasi panjang 28 meter, lebar 5,8 meter dengan senjata berat mitraliur 20 milimeter dan 12,7 milimeter yang terpasang di bagian depan dan belakang kapal.

KAL Ambalat 1-13-45 yang memiliki kecepatan maksimal 29 - 30 knot dengan kecepatan jelajah atau ekonomis 16 knot dilengkapi dengan 15 awak.

“Ini disiagakan di perairan laut wilayah timur untuk melapisi KAL Bokori I-13-4.01 sebagai penguat alutsista TNI AL di Nunukan,” ujarnya.

Dia mengatakan, kapal jenis pemburu ini memang disiapkan untuk mempertebal pengamanan wilayah tugas Lanal Nunukan.

"KAL Ambalat ini sebagai pelapis KAL Bokori yang telah kami miliki bersama Patkamla lain. Wilayah patrolinya bisa sampai Ambalat,” katanya.

Menurutnya, penambahan alutsista berikut personel untuk Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan, akan semakin memperkuat posisi TNI AL.

“Penambahan kekuatan berarti butuh tanggungjawab lebih besar bagi setiap pelanggaran hukum wilayah laut. Kami akan genjot kinerja prajurit, karena bagaimanapun Lanal harus tetap tegas menjaga perbatasan laut Indonesia," Katanya 

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2017/07/31/kal-ambalat-perkuat-pertahanan-di-perbatasan-ri-malaysia

SANGAR.! Cuma Modal GERTAKAN, Danramil Ini Bikin 5 Begal Kocar-Kacir.!

16.28
Kedua siswa SMA Banguntapan 2, Bantul ini nyaris menjadi korban lima begal di siang bolong. Beruntung pada saat bersaman melintas Danramil 14/Gedongtengen Kapten Arm Ronang Sasiarto. Aksi heroik Kapten Ronang yang bernyali berhadapan dengan komplotan begal beranggotakan lima orang itu pun sukses menggagalkan kejahatan dengan kekerasan. Tepatnya perampasan motor di Jalan Timoho, Baciro, Kota Yogyakarta. 

Aksi begal masih saja terjadi di Yogyakarta. Seperti yang menimpa Sintya, 16, dan Kinanti Nareswari Ibnu Putri, 16, Senin (5/6) lalu. 
Peristiwa itu bermula saat Kapten Ronang dari Kodim 0734/Yogya berniat menjemput istrinya di Sokowaten, Bantul. Saat melintasi Jalan Timoho, Baciro, Kapten Ronang disalip tiga sepeda motor dengan lima pengendara berperawakan tinggi, tegap, dan sangar. Spontan instingnya sebagai tentara dengan pengalaman sebagai intel tergerak dengan tetap memerhatikan para pengendara motor tersebut. 

“Di lampu merah Timoho, saya memerhatikan dua di antara komplotan itu menunjuk-nunjuk dua siswi SMU yang mengendarai motor matik warna merah. Saya berpikir mereka hendak menjambret. Sehingga saya ikuti terus,” tuturnya di Makodim 0734/Yogyakarta, Jalan AM Sangaji Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, kemarin. Ternyata instingnya tepat. Sekitar 300 meter dari lampu merah Timoho, kelima pelaku menghentikan kedua korban. Kelima begal dengan paksa merampas kunci kontak dan hendak melarikan motor Vario korban. 

Sementara korban yang ketakutan tak bisa berbuat apa-apa. Menyaksikan kejadian itu, dia langsung menabrakkan motor yang dikendarainya tepat di depan para pelaku. Tak ayal pelaku tidak dapat melarikan motor hasil rampasannya. “Jangan turut campur!” kata Ronang menirukan ancaman salah seorang pelaku. Nyalinya sebagai tentara langsung memuncak. “Hentikan! Serahkan motor adik-adik ini, atau kalian saya hajar! Saya tentara, saya Danramil Gedongtengen!” kata Kapten Ronang sembari melepas jaket yang menutupi seragam dinasnya. Mendengar hardikan itu, dengan cepat pelaku meninggalkan motor rampasan dan melarikan diri ke arah selatan (Balai Kota Yogyakarta). 

Sementara kedua korban yang masih ketakutan segera diantar pulang ke rumahnya. Korban, Kinanti Nareswari Ibnu Putri menceritakan, saat itu dirinya ingin pulang ke rumahnya di Banguntapan. Setelah lampu merah Timoho tiba-tiba dipepet orang tak dikenal. Pelaku beralasan menanyakan alamat pada korban. “Gerombolan itu mepet-mepet , yang satu menghadang di depan, yang satu meng h adang samping kanan. Saya mau lari, kunci sudah diambil pelaku,” kata Kinanti. Kinanti pun awalnya tidak tahu yang menolong adalah seorang TNI. Karena seragamnya tertutup jaket. Bahkan dia menduga Kapten Ronang adalah anggota komplotan. 

Kemarin, orang tua korban, Hartati, 43, mendatangi Makodim menemui Kapten Ronang untuk menyampaikan rasa terima kasih telah membantu. Bahkan menyelamatkan anaknya dari aksi kejahatan begal. Dandim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Rudi Firmasnyah pun mengapresiasi keberanian anggotanya. Dia mengaku bangga karena anak buahnya berhasil menyelamatkan korban dari kejahatan pembegalan. 

“Saya bangga. Tanpa berpikir akan keselamatannya sendiri, Kapten Ronang mempertaruhkan diri membantu masyarakat yang membutuhkan. Saya bangga, sebagai prajurit, dedikasinya untuk mengabdi kepada bangsa, negara, dan masyarakat tetap dikedepankan. Saya berharap menjadi teladan bagi anggota lainnya,” kata Letkol Rudi. 

sumber : koransindo

Kisah PASUKAN SETAN dari INDRAMAYU yang Membuat Bulu Kuduk Belanda MERINDING!

16.23
Kegiatan gangguan, penyerangan terhadap kedudukan pos, markas atau asrama Tentara maupun Polisi Belanda, dan penghadangan terhadap mereka kerap dilakukan. Akibatnya Tentara Belanda marah, apalagi setelah Asrama Polisi di Pandean dibakar Pasukan MAS, sehingga Tentara belanda melakukan serangan ke Desa Plumbon, terjadi kontak senjata setelah itu MAS dan Pasukannya menghilang kearah Desa Panyindangan Wetan.


Setelah itu Pasukan MAS melakukan penghadangan dan penyerangan di Desa Lohbener, Larangan, Cikedung, Jambak, Penganjang, Bugel dan Bongas. Dalam berbagai penghadangan dan penyerangan Pasukan MAS banyak menimbulkan banyak kerugian di pihak Belanda dan banyak melukai serta menewaskan Tentara Belanda. Saat berada di Desa Bongas MAS bertemu dengan Pasukan Hassan (Lasykar Jakarta) yang ingin menggabungkan diri dengan Pasukan MAS.Dengan taktik gerilya menghadang dan menyerang Pasukan Belanda kemudian menghilang kedalam hutan, membuat gusar Pasukan Belanda.

Akibatnya rakyat menjadi marah dan makin berani terhadap Tentara Belanda, seperti yang dilakukan oleh rakyat di Desa Bugel dengan menghancurkan jembatan yang ada disana. Meskipun Tentara Belanda telah menguasai Indramayu tapi bukan berarti rakyat Indramayu tunduk terhadapnya, sama sekali tidak. Para pemimpinnyapun mengungsi ke Desa Gelar Mendala (Ciwatu), berkumpul melakukan musyawarah untuk mengatur siasat perjuangan melawan penjajah dan membentuk Pemerintahan Sipil, dalam musyawarah tersebut dihadiri antara lain Mayor Sangun, Garjito (Polisi), menghasilkan kesepakatan untuk mengangkat Mursyid Ibnu Syaifuddin sebagai Bupati Indramayu dan membentuk SKR (Susunan Keamanan Rakyat) disetiap Desa guna membantu pasukan gerilya.

Mayor Sangun diangkat sebagai penghubung untuk mempersatukan badan-badan perjuangan seperti Pasukan setan,Laskar Hizbullah dll.Mendengar adanya laporan dari mata2 Belanda, bahwa telah diadakan Musyawarah di Gelarmandala, maka Pasukan Belanda melakukan serangan mendadak pada pagi hari, melakukan pengepungan dari lima jurusan, yaitu dari Desa2 Sukaurip,

Pekandangan, Malang, Semirang, Longok dan Sudimampir. Tetapi karena tidak berhasil menangkap orang2 yang dimaksud, Belanda dengan membakar habis Desa Gelar Mendala.Pasukan Setan memang gesit dan cepat menghilang. Salah satu aksi yang dilakukan pasukan ini adalah menghadang konvoi tentara Belanda di jembatan Bankir.

jalam pertempuran ini pihak Pasukan Setan menewaskan 40 tentara Belanda dan merampas semua persenjataan mereka. Keberhasilan penyerangan konvoi Belanda di jembatan Bankir pada November 1947 ini merupakan sebuah hasil dari penyerangan yang terencana. 

Sebelumnya, Pasukan M.A. Sentot terlebih dulu telah mendapat bantuan senjata dari Polisi Belanda yang berada dibawah pimpinan Suhad, yang menggabungkan diri dengan pasukan Republik Indonesia, di desa Anjatan. Dengan diperolehnya bantuan senjata ini, maka diadakan Iagi penghadangan di desa Kopyah dengan tujuan untuk menyelamatkan tawanan2 yang akan dibawa Belanda ke Haurgeulis.Modal kemenangan dari penghadangan di berbagai tempat membuat pasukan gerilyawan semakin berani dan percaya diri. Dari rasa percaya diri itulah direncanakan melumpuhkan konvoi tentara Belanda di jembatan Bangkir pada akhir bulan Novembar 1947. Pada sekitar jam 05.00 pagi pasukan gerilya telah disiapkan untuk mengadakan operasi di sekitar jembatan Bangkir. Sementara itu rakyat di sekitarnya diungsikan ke desa2 jang diperkirakan lebih aman. Setelah lama menunggu barulah sekitar jam 09.00 terdengar suara truck yang ternyata bukan truck militer Be¬landa. Truck preman yang dikawal 2 Polisi Pasundan tersebut tidak diganggu utk menjaga jangan sampai rencana itu bocor. 

Sekitar jam 11.00 barulah ada kode dari Pos Peninjau yang memberi isyarat bahwa konvoi Militer Belanda jang didahului oleh Bren-Carrier akan melintasi jembatan Bangkir dari arah Indramayu.Pasukan yang semula kaget melihat banyaknya tentara Belanda bangkit kembali semangatnya setelah M.A. Sentot memberi komando untuk melakukan tembakan. Dari jarak hanya 30 meter pasukan M.A. Sentot menembaki pasukan Belanda. Kopral Dali, seorang penembak bren, berhasil melumpuhkan Bren-Carrier beserta pengemudinya. Jumlah kerugian Belanda tak terkira, sebab seluruh peleton prajurit yang konvoi berikut satu mobil palang merah Belanda dapat dihancurkan. Pertempuran yang berlangsung sekitar tiga jam itu berakhir sekitar jam 14.00. Dalam peristiwa ini dua orang tentara Belanda berhasil lolos. 

Namun dalam upaya menyelamatkan diri ke kota Indramayu yang berjarak sekitar 10 kilo meter, mereka tertangkap oleh rakyat dan akhirnya dibunuh. Di kemudian hari diketahui bahwa salah seorang dari dua tentara yang dibunuh rakyat ini merupakan dokter berpangkat Mayor. Sementara itu dari pihak pasukan M.A. Sentot gugur satu orang bernama Salim.

Inilah 7 Lika-liku yang Akan Kamu Rasakan Jika Menjadi Istri Pria Berseragam. Kamu Siap?

22.43
Mungkin bagi beberapa cewek, memiliki suami dari kalangan militer ataupun polisi adalah mimpi yang selalu dipanjatkan dalam doa. Ya, pria berseragam memang mempunyai tempat tersendiri di banyak hati wanita. Begitu juga dengan aku. Tak heran, begitu akhirnya mimpi itu menjadi nyata ketika dia datang untuk meminang dan mengajak memasuki kehidupan yang lebih serius, “iya” adalah jawaban yang langsung terlontar.


Menjadi istri seorang suami yang pekerjaannya mengabdi kepada negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada suka duka yang terselip di balik kehidupan rumah tangga yang harus dijalankan. Saat sudah memutuskan untuk memiliki suami dari kalangan pria berseragam, saat itu pula kehidupan baru dimulai dengan konsekuensi yang harus diterima. Ini hanya sebagai referensi tentang bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan dengan pria berseragam yang mungkin ada di antara kamu yang akan segera merasakannya.
Menikah dengan pria berseragam jadi kebanggaan tersendiri. Begini rasanya menuju pelaminan dengan suami yang mengenakan seragam kebanggaannya


Menjadi istrinya via thebridedept.com

Ada kebanggaan tersendiri saat bisa bersanding dengannya di pelaminan. Saat pasangan lain ‘hanya’ mengenakan pakaian adat seperti kebanyakan, dia tampak gagah dengan seragam yang dikenakan. Hari itu aku bilang pada dunia bahwa akulah wanita paling beruntung di seluruh jagat raya ini. Akupun berterimakasih pada Tuhan atas nikmat yang tak terkira ini.
Tapi, setelah itu harus siap akan cinta yang sering terbagi. Antara dia dan negara



Abang pergi tugas dulu, Dek via www.hipwee.com

Tugasnya sudah barang tentu mengabdi pada negara. Tak kenal kapan, di mana dan sedang apa, menjadi istri seorang tentara atau polisi sudah pasti harus siap kapanpun suami dipanggil tugas. Entah itu tengah malam atau sedang tanggal merah. Terkadang sedih juga. Tapi apa mau dikata, begitulah resiko bersuamikan pria berseragam. Toh saat melamar dulu, hal ini menjadi yang paling utama dibicarakan dan sering untuk diingatkan. Baiklah, sebagai istri, aku harus kuat dan mendukung apapun yang dilakukannya dalam pekerjaan.


“Dek, Maaf Abang harus pergi dulu. Ada panggilan dari atasan.”


“Ini ‘kan hari libur, Bang?”


“Iya, Dek. Tapi beginilah pekerjaan Abang. Sabar ya, sayang. Abang nggak lama kok.”
Kata orang, memulai adalah hal yang paling sulit. Begitu juga saat menemani perjuangan suami di awal karirnya



Perjuangan dari awal via pendam17cenderawasih.mil.id

Menikah saat suami baru saja memulai awal karir rasanya seperti bayi yang baru saja belajar berjalan. Tertatih, pelan-pelan, kadang pakai jatuh, tapi bangkit, berdiri dan mulai jalan lagi. Banyak cerita menyebutkan bahwa orang tua akan membuka peluang lebih besar untuk anak gadisnya jika ada pria yang datang dengan seragamnya daripada hanya seorang ‘laki-laki biasa’.

Orang menganggap dipinang pria berseragam sudah pasti akan terjamin kehidupannya. Nyatanya, kemampuan mengelola keuangan adalah salah satu yang juga harus dimiliki seorang istri dari para pria berseragam ini, karena pendapatannya kadang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan belum bisa disisihkan untuk masuk tabungan.
Berpindah-pindah tempat tinggal bukan lagi jadi hal asing. Yah, memang begitulah resikonya


Adek ikut kemanapun Abang pergi via www.instagram.com

Menjadi istri dari pria berseragam juga sudah harus siap untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Semua bukan dari keinginan berdua, tapi atas perintah atasan. Padahal di tempat yang sekarang, tetangga sudah seperti saudara, lokasi sudah strategis dan semua kebutuhan mudah untuk dicari. Pindah ke tempat lain apalagi ke daerah yang sulit dijangkau dan jauh dari perkotaan adalah hal yang sebenarnya nggak mudah diterima. Yah, tapi apa mau dikata. Begitulah resikonya.

“Dek, Abang dipindah tugaskan ke sini.” (sambil menyodorkan surat tugas dari atasan)

“Jauh ya, Bang. Tapi nggak apa-apa. Kemanapun Abang pergi, Adek ikut.”
Belum lagi kalau ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di luar negeri. Hubungan jarak jauh harus dilalui


Papa pergi dulu ya via www.hipwee.com

Dengan ditugaskannya suami hingga ke luar negeri sebagai pasukan perdamaian menunjukkan bahwa kinerjanya dinilai baik dan mampu untuk mengemban tugas ini. Tapi tak ada yang bisa merasakan sedihnya mengantarkan dan melepas kepergiannya. Tak ada kata-kata yang bisa mewakili hati yang sendu akan ditinggalkan dalam hitungan bulan bahkan tahun. Tak ada hati yang kuat untuk bisa menerima perpisahan singkat ini. Hanya doa yang bisa selalu terucap sebagai pengganti rindu dan berharap suami pulang dengan selamat tak kurang suatu apa.
Sedihnya lagi kalau suami bertugas di saat istri lagi hamil tua. Cerita Ayah dipanggil Om ketika kali pertama bertemu anak sudah banyak didengar



Finally meet Papa via www.cit4vets.com

Rasa sedih ditinggal suami bertugas ke daerah atau luar negeri tak seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang ditinggal suami ke medan perjuangan saat sang istri sedang hamil tua. Sudah proses melahirkan tak ditemani, pas ketemu dengan Ayahnya untuk kali pertama setelah ditinggal berbulan-bulan, eh malah dipanggil Om. Haduh, nasib!
Volley, senam dan menyanyi menjadi yang paling sering dilakukan. Tak apa, semua menjadi bumbu untuk mempererat silaturahmi yang terjalin



Main Voli dulu yuk! via www.cit4vets.com

Sebagai istri yang baik, kemampuan volley, senam, menyanyi dan juga joget harus terus diasah. Seru juga ternyata bisa berbaur dengan ibu-ibu lainnya. Kegiatan yang dilakukan memang nggak jauh-jauh dari itu. Dari acara hari Minggu sampai memeriahkan HUT RI di bulan Agustus, para ibu inilah yang paling bisa bikin suasana ramai. Kalau dari volley sampai nyanyi sudah dikuasai, berarti sudah bisa dibilang sah menjadi anggota persatuan istri para pria berseragam. Kalau kamu belum bisa, tenang, itu semua bisa karena terbiasa, kok.

Setiap pekerjaan punya resiko, tanggung jawab dan konsekuensinya masing-masing. Begitu pula kalau menikah dengan seorang pria berseragam, baik itu dari kalangan polisi maupun TNI. Beginilah kurang lebih gambarannya. Kalau kamu berniat untuk masuk ke dalam situasi ini, selamat mempersiapkan segalanya. Ketika suami bertugas mengabdi pada negara – dalam hal ini – kita sebagai istri sedang mengabdi pada suami, menemaninya mengemban tugas, mendukung dan terus mendoakannya.

sumber : http://www.hipwee.com/wedding/7-lika-liku-saat-menjadi-istri-pria-berseragam-siap-ditinggal-untuk-mengabdi-adalah-salah-satunya/

Inilah 7 Alasan Kekuatan Militer Indonesia Sangat Ditakuti di Dunia

22.27
Peningkatan kekuatan militer Indonesia terus dilakukan sejak tahun 2004. Ini adalah sebuah komitmen Indonesia agar tidak ditindas dan dilecehkan oleh bangsa lain.

Meskipun masih terdapat kekurangan, tapi kita telah berada di jalur perubahan yang baik.

Kurang lebih ada 7 poin tentang kelebihan prestasi kekuatan militer Indonesia.

1. Tentara Militer Indonesia


aurellyreresaputra.blogspot.com

Tentara Nasional Indonesia atau TNI memiliki prestasi yang membanggakan. Mereka pernah berkontribusi di era kemerdekaan.

Di tahun 2016, dalam skala internasional, Indonesia mendapat peringkat ke-12 dunia dalam kekuatan militer negara. Ketika itu Indonesia ada di atas Australia dan di bawah Polandia.

Dibandingkan dengan penduduk yang lebih dari 250 juta orang, total prajurit militer Indonesia kurang lebih adalah 129.075.188 prajurit.

Secara keseluruhan, ada 107,5 juta lebih yang siap perang saat butuhkan. Di mana, 476 ribu-nya ialah prajurit garis depan, yang dibackup oleh 400.000 cadangan.

Selain itu, Indonesia juga punya special force army yaitu Kopassus. Yang mana merupakan salah satu unit khusus paling ditakuti.

2. Perlengkapan Persenjataan di Darat


braindonesia.blogspot.com

Dengan perlangkapan persenjataan militer yang ada sekarang, kekuatan militer Indonesia tidak dapat dipungkiri.

Di tahun 2015, Indonesia ada di peringkat 12 sedunia, yang mana setahun sebelumnya berada di peringkat 19. Alat bertempur militer Indonesia cukup lengkap.

Kekuatan militer darat Indonesia dilengkapi oleh kendaran tempur berupa tank. Jenis tank tersebut ada mulai dari MBT atau Main Battle Tanks, tank skala medium, hingga tank perusak (destroyer).

Kendaraan darat tempur ada 468 buah di tahun 2015. lalu bertambah 94 buah dari tahun 2014.

Militer Indonesia juga mempunyai Towed-Artillery 80 buah, Self-Propelled Guns (SPGs) sejumlah 37 unit, AFVs atau Armored Fighting Vehicles sejumlah 1.089 buah, dan Multiple-Launch Rocket Systems (MLRs) sebanyak 86 unit.

3. Perlengkapan Persenjataan Angkatan Laut


plus.google.com

Sejak dahulu Indonesia dijuluki negara maritim karena banyaknya pulau. Secara keseluruhan Indonesia mempunyai kendaraan, peralatan, dan persenjataan untuk angkatan laut sebanyak 171 unit.

Total tersebut merupakan kapal selam (2 unit), Corvette (26 unit), Mine Warfare (12 unit), dan Coastal Defense Craft (21 unit).

4. Perlengkapan Persenjataan Angkatan Udara


AnakRegular.com

Indonesia membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat dan 10 jet tempur Sukhoi dari Rusia pada tahun 2013 lalu.

Pada 2014 lalu, kendaraan tempur udara punya Indonesia tercatat sebanyak 381 buah. Di tahun 2015 bertambah menjadi 405 unit.

Indonesia memiliki jet tempur sebanyak 30 buah, pesawat pengangkut sebanyak 187 buah, Trainer Aircraft sebanyak 104 buah, Fixed-Wing Attack Aircraft sebanyak 52 buah, dan helikopter dengan total 153 unit.

5. Kopassus: Pasukan Elite Indonesia


Jitunews.com

Kopassus pernah bertempur dengan Special Air Service atau SAS, pasukan elit Inggris di dalam pedalaman Kalimantan.

Di samping itu kesuksesan Kopassus membebaskan sandera pesawat Garuda 206 di Thailand pada 1981 melejitkan nama Kopassus. Selain itu Kopassus berprestasi dalam kejuaraan menembak tingkat dunia.

Dengan begitu banyak prestasi, Kopassus menduduki peringkat 3 pasukan elite dunia versi Discovery Channel pada tahun 2008.

6. Tentara Bayangan Indonesia


merdeka.com

Pasukan bayangan Indonesia ini adalah seperti Dayak Armies (pasukan suku dayak) dan pasukan dari suku lainnya.

Indonesia yang memiliki banyak suku, yang setiap suku itu mempunyai sejarah peperangan, pasti memiliki kelebihan dalam sumber daya manusia militernya.

7. Nasionalisme Masyarakat Indonesia


www.kompasiana.com

Kepala Staf TNI AD yaitu Jenderal Budiman berpendapat bahwa sistem pertahanan Indonesia itu unik. Sistem pertahanan RI memiliki kekuatan pendukung, yaitu rakyat.

Nasionalisme orang Indonesia telah terbukti dan teruji ketika agresi militer baik sebelum dan sesudah kemerdekaan.

Demikian beberapa alasan yang menyebabkan kekuatan militer Indonesia menjadi sangat ditakuti di dunia. Semoga bermanfaat.

sumber : http://masirul.com/kekuatan-militer-indonesia/

MENGHARUKAN, Ketika Patung Jenderal SOEDIRMAN Berdiri Tegak di Kantor Kemhan JEPANG!

03.58
Masyarakat Jepang ternyata sangat menghormati Jenderal Soedirman. Sampai ada patung sang jenderal dibangun di depan Kementerian Pertahanan Tokyo.

Patung Jenderal Sudirman yang terbuat dari perunggu setinggi sekitar empat meter di halaman Kementerian Pertahanan Jepang merupakan satu-satunya patung pahlawan asing yang ada dan dipajang di Jepang. Ini merupakan fenomena yang unik dan sekaligus pula merupakan keistimewaan bagi Indonesia.



Pada tanggal 17 Agustus kemarin ada upacara kecil di sana. Kelompok Masyarakat Jepang Pencinta Indonesia melakukan upacara peletakkan karangan bunga di depan Patung Jenderal Sudirman.

Fujii Gemki, Ketua Panitia Pelaksana upacara ini, menyebutkan bahwa Jenderal Sudirman merupakan figur penting dalam sejarah Indonesia dan sekaligus juga dalam sejarah Indonesia-Jepang.

Melalui Tentara PETA yang dibentuk Jepang pada Masa Pendudukan, kontak antara bala tentara Jepang dengan Jenderal Sudirman terjadi.

Jenderal Sudirman menjadi salah satu simbol penting dalam hubungan kedua negara, ujar Fujii.

"Oleh karena itu, melalui upacara peletakan karangan bunga di depan Patung Jenderal Sudirman yang pertama kalinya dilakukan hari ini (sejak patung dipajang dua atau tiga tahun yang lalu), saya berharap ritual ini akan terus berlanjut dan semakin meriah pada masa-masa mendatang, lanjut Fujii seperti dikutip dari KBRI Tokyo.

Sementara itu, Yusron Ihza Mahendra, Duta Besar Indonesia untuk Jepang yang hadir sebagai undangan dalam upacara di atas, dalam sambutannya menyatakan bahwa sejarah merupakan faktor yang amat penting bagi sebuah bangsa.

"Karena itu, mari kita belajar sejarah untuk kearifan yang lebih lagi di masa mendatang," ujar Yusron.

Kita memiliki Patung Jenderal Sudirman di Jantung Kota Tokyo, yang merupakan simbol sejarah yang kita hormati secara bersama-sama. Saya percaya bahwa melalui ikatan sejarah, kedua bangsa pun sekaligus pula mempunyai ikatan batin yang amat dekat. Hal ini tentu dapat menjadi landasan untuk hubungan yang lebih baik lagi bagi kedua bangsa di masa depan, imbuh Yusron yang memimpin Upacara Peringatan Kemerdekaan Indonesia di KBRI Tokyo.

sumber : merdeka.com

Inilah Sarwo Edhie Wibowo, Kakek dari Agus Yudhoyono yang Membuat Nyali PKI Ciut

19.48
M Yusuf (80), masih mengingat bagaimana rakyat mengelu-elukan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo saat memasuki Jawa Tengah. Kala itu Sarwo memimpin Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) membasmi kekuatan komunis di sana.

"Hidup Pak Sarwo, hidup Pak Sarwo!"
Sosok perwira dengan baret merah dan seragam loreng darah mengalir, sebutan loreng khas RPKAD, itu sangat populer di mata masyarakat.

"Seingat saya di Jawa Tengah saat operasi, nama Pak Sarwo lebih terkenal daripada Pak Harto," kata seorang pensiunan prajurit.

Politikus PPP Suharso Monoarfa, mengaku termasuk yang terpesona oleh sosok Sarwo Edhie saat itu.

"Dulu waktu di Malang, usai penumpasan G30S/PKI, saya lihat Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo. Gagah sekali," kata mantan menteri perumahan rakyat era SBY itu.

Tanpa Sarwo Edhie Wibowo mungkin tak semulus ini Soeharto membangun Orde Baru. Sarwo sangat berjasa di hari-hari paling menentukan selepas G30S.

Tanggal 1 Oktober 1965, di saat belum jelas siapa kawan dan siapa lawan, RPKAD jadi satu-satunya pasukan yang bisa diandalkan Mayjen Soeharto. Mereka diberi tugas membebaskan RRI dari tangan pasukan komunis dan menguasai Halim.

Sarwo Edhie dan pasukannya pula yang mencari dan menemukan lubang tempat para pahlawan revolusi berada di Lubang Buaya. Beruntung mereka mendapat bantuan dari agen polisi Sukitman. Seorang polisi yang kebetulan ikut diculik gerombolan Letkol Untung tapi tak dieksekusi.

Setelah kekuatan PKI di Jakarta dibereskan, Sarwo Edhie dan pasukannya bergerak ke Jawa Tengah. Tanggal 19 Oktober 1965, dia sampai di Semarang.


Saat itu kekuatan PKI di Jawa Tengah masih kuat. Massa PKI dan pendukungnya masih berani melakukan perlawanan. Di berbagai kota, Sarwo selalu menggelorakan semangat rakyat untuk bergerak melawan PKI.

"Jangan berikan leher kalian secara gratis pada PKI. Kalian lawan PKI. Jika kalian takut, ABRI berada di belakang kalian. Jika kalian merasa tidak mampu, ABRI bersedia melatih," kata Sarwo disambut sorak sorai massa.

Ucapan Sarwo Edhie benar-benar dilakukan. RPKAD melatih pemuda-pemuda maupun aktivis ormas antikomunis. Rakyat ikut bangkit melawan PKI.

Merekalah yang kelak menjadi jagal bagi para anggota PKI, atau simpatisan, atau orang yang dituding sebagai PKI.

Saat Sarwo kembali ke Jakarta, dia merebut hati pelajar dan mahasiswa antikomunis. Sarwo pula memberi jaminan keamanan bagi para aktivis mahasiswa yang berdemo. Pasukan elite baret merah menyamar menjadi orang sipil untuk mengawal para mahasiswa. Para preman bayaran yang akan menyerang mahasiswa pun tak berani bergerak.

"Pak Sarwo sangat dekat dengan mahasiswa. Banyak mahasiswa menemui Pak Sarwo di Cijantung (markas RPKAD). Pak Sarwo juga perintahkan lindungi adik-adik mahasiswa ini," kata Maman (82), mantan anak buah Sarwo Edhie.

Berita soal Sarwo nyaris muncul setiap hari di koran. Sebagian besar berisi pujian atas prestasinya menumpas PKI.

Namun kepopuleran Sarwo rupanya tak disukai sang atasan. Konon tak boleh ada matahari kembar yang membayangi Jenderal Soeharto. Saat karirnya sedang sangat cemerlang, mulai ada upaya untuk membuangnya.

Betapa terkejutnya Sarwo saat mendengar desas-desus dia akan dijadikan duta besar di Rusia. Semua orang tahu Sarwo adalah penumpas komunis. Kini dia diceburkan di negara yang berpaham komunis. Ini seperti sebuah ledekan buat dirinya.

Ani Yudhoyono menceritakan ayahnya sempat terpukul saat mendengar hal itu. Dia melihat Sarwo banyak melamun di depan rumah.

"Suatu hari aku sempat mendengar Papi bicara pada ibu 'kalau aku memang mau dibunuh, bunuh saja. Tapi jangan membunuh aku dengan cara seperti ini'," kata Ani menirukan sang ayah dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit.

Sarwo akhirnya memang tak jadi dijadikan duta besar di Moskow. Namun dia tak pernah mencapai posisi puncak sebagai seorang militer.

Firasat akan dibuang sebenarnya sudah dirasakan Sarwo. Saat menjadi Panglima di Irian, Sarwo berkisah pada Jenderal Hoegeng, yakin tak akan lama lagi dirinya akan dicopot Soeharto.

Soeharto mendengar desas-desus Sarwo Edhie mau menggalang kekuatan untuk mendongkel Soeharto.

"Padahal saya tak melakukan apa-apa, dan tak merencanakan apa-apa," kata Sarwo Edhie pada Hoegeng dengan nada sedih.

Soeharto kemudian mengirim Sarwo menjadi Duta Besar di Korea Selatan dan akhirnya memarkir sang jenderal menjadi Kepala BP7 yang mengurusi ceramah dan propaganda soal Orde Baru dan Pancasila. Sungguh bukan tempat yang cocok untuk seorang perwira militer dengan pengalaman tempur seperti Sarwo.

Meminjam istilah wartawan senior Julius Pour, Sarwo Edhie Wibowo ibarat cerita wayang. Dimasukan kembali ke kotaknya setelah lakonnya berakhir. Sarwo tak sendiri, sejumlah jenderal pembangun Orde Baru yang lain merasakan hal serupa. Dibuang sang dalang setelah lakon mereka selesai.

sumber : merdeka.com 

MENGERIKAN !!! Di Akui Dunia, Inilah Kehebatan Pasukan Denjaka Yang Dimiliki TNI

22.40
Indonesia punya pasukan elit yang kekuatannya tidak akan dipandang sebelah mata oleh dunia. Salah satu buktinya melalui siaran pers Dinas Penerangan Armada Timur pada Kamis 12 Mei 2016, pasukan khusus TNI AL Denjaka (Detasemen Jala Mengkara) mendapatkan pujian di dunia internasional.


MENGERIKAN !!! Di Akui Dunia, Inilah Kehebatan Pasukan Denjaka Yang Dimiliki TNI
Bersama dengan pasukan khusus AL Rusia, mereka berhasil melewati operasi Latihan Bersama Asean Defence Ministers Meeting-Plus Maritime Security and Counter Terrorism Exercise 2016 (ADMM-Plus MS and CT Exercise) yang diselenggarakan di Brunei Darusalam dan Singapura.

Prestasi ini tidak mengherankan sebab pasukan Denjaka memang termasuk salah satu pasukan elit milik Indonesia yang paling kuat. Bahkan bisa dibilang, Denjaka adalah pasukan elit terbaik di Indonesia. Berikut ini deretan fakta yang menyebabkan Denjaka pantas dapat julukan tersebut.

Sejarah Awal Pembentukan Denjaka

Awalnya, sebuah organisasi bernama Pasukan Khusus AL (Pasusla) dibentuk untuk memenuhi kebutuhan AL menangani ancaman aspek laut seperti terorisme, sabotasi dan lainnya. 70 orang dari Yontaifib dan Kopaska diambil dan dibina oleh Panglima Armada Barat dan Komandan Korps Marinir. KSAL sendiri bertugas sebagai pengendali operasional.

Lalu KSAL memutuskan untuk membentuk sebuah satuan khusus, dimintalah persetujuan Panglima ABRI. Hingga akhirnya 13 November 1984, Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) terbentuk.

Seleksi Yang Gila-Gilaan, Hanya Yang Sangat Tangguh Mampu Melewatinya


Mereka yang lolos menjadi prajurit Denjaka pastilah memiliki tubuh yang tahan banting dan kecerdasan yang luar biasa. Bagaimana tidak, dalam seleksi Denjaka mereka dituntut untuk bisa menguasai 3 medan yaitu darat, laut dan udara. Mereka harus bisa terjun dari ketinggian, bertahan hidup di hutan dan lincah di lautan. Saking gilanya seleksi yang dilakukan, bisa dikatakan kalau mereka bisa hidup walau dilempar ke laut dengan tangan dan kaki diikat.

Dalam seleksi Denjaka, tidak semua prajurit lolos. Dari ratusan atau ribuan mungkin hanya puluhan bahkan belasan yang bisa lolos. Mereka harus lolos kualifikasi Taifib dan Paska sebelum lanjut, dan yang gagal akan dikembalikan ke kesatuannya.

Layak Dapat Sebutan Pasukan Elit Terkuat di Indonesia

Di Indonesia disebutkan ada 5 pasukan elit kuat, yaitu Denbravo-90, Kopassus, Kopaska, Yontaifib dan tentu saja Denjaka. Di antara kelima tersebut, Denjaka adalah yang terkuat karena 1 orang prajurit Denjaka memiliki kemampuan dan kekuatan setara dengan 120 prajurit TNI biasa.


Tugas pokok Denjaka adalah menangani sabotase, teror dan juga klandestin, sebuah operasi intelijen rahasia. Walau bagian dari TNI AL, prajurit baret ungu ini juga bisa beroperasi di udara dan juga daratan. Segala aktivitas Denjaka bersifat rahasia karena itu sangat jarang sekali tersebar luas. Walau begitu ada beberapa operasi yang juga melibatkan Denjaka, seperti operasi SAR AirAsia QZ8501 pada akhir tahun 2014.

Bersama dengan Taifib, Kopaska dan Basarnas Special Group, 53 orang terbaik Denjaka ikut menyelam mengevakuasi penumpang Air Asia yang jatuh di Selat Karimata walau cuaca sedang ekstrem.

Maret lalu, kapal perang dan pasukan Denjaka juga sempat dipersiapkan untuk membebaskan 10 WNI yang disandra oleh Abu Sayyaf di perairan Filipina.

Di bawah garis komando Marinir TNI AL tak menjadikan Denjaka hanya berjaya di lautan saja, mereka juga sigap ketika dibutuhkan di darat maupun udara.

Dengan seleksi yang tidak bisa dibilang manusiawi, justru kesangaran itulah yang menjadikan Denjaka layak mendapatkan julukan sebagai hantu laut dan pasukan elit paling kuat di Indonesia. Satya Wira Dharma!

KISAH Pasukan DENJAKA Pecundangi Pasukan Elite Negara Lain

Dalam Latma Multilateral Rim of The Pacific (Rimpac) 2014 yang berlangsung 26 Juni hingga 1 Agustus 2014 yang diikuti 23 negara, dan untuk Marinir, dipusatkan di Kaniohe Bay (Marine Corps Base Hawaii).

Marinir TNI AL menjadi kontingen Indonesia. Dalam pelatihan tersebut, mereka kembali menorehkan tinta emas. Dua anggota Datasemen Jala Mangkara (Denjaka), yaitu Serka (Mar) Riyanto Pane dan Kopda (Mar) Subiyanto menerima penghargaan berupa tradisi label prajurit berlambang Godzilla.



Label bergambar hewan dinosaurus (Godzilla) itu melambangkan ketangguhan, keperkasaan, dan kekuatan. Pemberian label telah menjadi tradisi bagi US Marine setiap mengadakan pelatihan untuk peserta latihan yang dianggap tertangguh selama pelatihan berlangsung.


Selain itu ada lagi yang membuat kagum tentara negara lain, yaitu saat latihan, tentara kita tengah menjalankan ibadah puasa. Ini yang membuat mereka kaget, betapa tangguhnya tentara kita.


Sumber: forums.merdeka.com | boombastis.com

MERINDING.! Kisah para Preman yang Selamat dari PETRUS di Zaman Soeharto!

17.47
Tato di rezim Orde Baru, tahun 1980-1985 diidentikan dengan preman. Kala itu, ada istilah penembak misterius atau petrus yang bertugas membersihkan para preman-preman. Tanpa ampun, mereka yang dicap sebagai penjahat menjadi sasaran pembunuhan.

Operasi bersih-bersih ini hampir dilakukan di seluruh daerah. Komnas HAM mencatat ada 2.000 korban selama petrus bergentayangan. Tahun 2012, Komnas HAM menyimpulkan petrus adalah pelanggaran HAM berat. Hingga kini siapa para petrus itu masih jadi misteri.


Keadaan ini tak hanya membuat para preman yang menamakan dirinya Gali alias gabungan anak liar resah, orang-orang biasa, tetapi mempunyai tato juga ketakutan. Mereka khawatir menjadi korban keganasan petrus.

Kisah ini dialami oleh seorang guru di Bogor, sebut saja namanya Peter. Peter yang berasal dari Indonesia Timur memiliki sejumlah tato di tubuhnya. Gemetar dengan aksi petrus, Peter pun memilih ngungsi ke rumah kakaknya yang tentara di Jonggol, untuk beberapa bulan.

"Waktu itu ketakutan dengan petrus. Isunya orang bertato dicariin, bokap gue takut," kata sang anak yang enggan menyebutkan namanya kepada merdeka.com, Sabtu (13/4).

Apalagi, katanya, waktu itu teman Peter yang memiliki tato tiba-tiba saja menghilang. Bahkan, sampai Peter tutup usia, tak ada lagi kabar berita mengenai sang teman yang memiliki tato.



Satu kampung, mereka dicap preman. Bokap sendiri punya pengalaman temannya hilang, dan tidak ketemu," katanya.

Setelah isu petrus mulai mereda, Peter baru memberanikan diri kembali berkumpul dengan orangtuanya. "Akhirnya bokap gue bisa hidup tenang, dan jadi pengusaha," katanya.

Pengalaman buruk soal petrus juga dialami oleh Toni, warga Margahayu, Bandung. Pada tahun 1980-an, Toni menjadi korban salah tangkap para petrus yang disinyalir sebagai orang-orang terlatih.

Di Rukun Warga (RW), tempatnya tinggal waktu itu ada dua nama Toni. Toni yang dicari adalah preman yang suka meminta uang secara paksa ke tukang parkir di Terminal Kebon Kalapa. Sedangkan Toni yang ditangkap adalah seorang guru.

Pada suatu malam, Toni dikejutkan dengan kedatangan sejumlah pria yang memaksanya masuk ke dalam mobil Land Rover. Di dalam mobil, muka Toni ditutup kain hitam, dan lehernya sudah dijerat dengan tali.

"Saya bukan preman, saya guru. Saya sampai sumpah-sumpah," ungkap Toni menceritakan pengalaman buruknya ke para tetangga.

Mendengar itu, salah seorang petrus memerintahkan agar identitas Toni diperiksa. Setelah KTP-nya dicek, dan para pembunuh berdarah dingin meyakini kalau salah orang, akhirnya Toni dibebaskan.

"Saya dibuang di Cikole sekitar 16 kilometer dari Margahayu, dengan tangan diikat," ujarnya.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Toni yang dicari-cari ditemukan tewas mengenaskan di pinggir jalan Kota Bandung. Warga meyakini si tukang palak itu tewas di tangan para penembak misterius. 

sumber : merdeka.com

Bikin KEDER.! Pasukan Super ELIT TNI, Sampai Rela Jadi Gelandangan dan PENGEMIS!

17.45
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elite di jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

Berbeda dengan pasukan reguler, para prajurit yang bernaung di dalam Kopassus kerap menjalankan misi-misi khusus.

Misi-misi khusus itu umumnya tidak bisa dijalankan oleh pasukan reguler karena mereka tidak mendapatkan ketrampilan dan pelatihan khusus seperti yang didapatkan oleh Kopassus.


Kopassus selama ini dikenal memiliki satu unit pasukan khusus yang memiliki spesialisasi penanganan teror.
Pasukan itu dikenal dengan Sat-81 Penanggulangan Teror (Gultor).

Menelisik jauh ke belakang, Sat-81/Gultor berdiri pada dekade 1980-an atas prakarsa dari L.B. Moerdani yang saat itu menjadi salah satu dedengkot pasukan khusus dan TNI.
Konon, pasukan ini dibentuk dengan latar belakang kasus pembajakan pesawat Garuda Indonesia 206 di Woyla, Thailand tahun 1981.

Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Soebianto didapuk menjadi Komandan dan Wakil Komandan pertama Sat-81/Gultor.

Mereka dikirim ke Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) di Jerman untuk menjalani spesialisasi teror.

Sekembalinya ke Indonesia, mereka bertugas merekrut anggota yang kelak menjadi penerus Sat-81/Gultor.
Namun, tahukah Anda jika saat ini Sat-81 tidak lagi menggunakan nama Penanggulangan Teror atau Gultor di belakang namanya?

Seorang perwira menengah di Sat-81 menceritakan alasan penghapusan “brand” Gultor ini secara khusus kepada Angkasa dan Commando.

Tanpa menyebut tanggal pasti, ia menyebutkan bahwa nama Gultor di Kopassus sudah dihilangkan sejak beberapa tahun yang lalu.

Sehingga saat ini nama resminya adalah Sat-81 Kopassus.
“Alasannya, sejak terjadinya serangan bom 2001 (teror gedung WTC di Amerika Serikat), pola teror sudah berubah sama sekali. Perubahan ini tentu merubah seluruh kemampuan kami,” ungkapnya.

Sejak saat itu, anggota Sat-81 dilatih ulang dan diberi kemampuan lebih banyak, tidak hanya sekadar penanggulangan teror.

“Saya tidak bisa sebut apa kemampuan lain yang kami latihkan. Tapi yang jelas, kami sekarang tidak hanya spesialisasi di kasus penanggulangan teror, tapi juga di beberapa hal lain,” tambahnya.

Jika dilihat bersama, kasus-kasus terorisme saat ini jelas jauh berbeda dengan aksi teror di dekade 80 dan 90-an. Di masa itu, pola teror lebih banyak menyandera masyarakat sipil, meminta adanya transaksi untuk menebus para sandera. Sebuah aksi teror di masa itu bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Pelaku teror pun cenderung lebih sabar dan membuka kran perundingan.

Walau aksi-aksi yang konvensional itu masih ada, namun aksi teror saat ini cenderung dikerjakan soliter dan dalam tempo yang sesingkatnya.

“Kebanyakan tidak ada lagi tawan-menawan sampai berhari-hari. Dalam waktu sekian jam kalau tidak dituruti sandera langsung dibunuh. Atau malah langsung membunuh saja tanpa ada permintaan apa-apa,” tambah perwira tersebut.
Inilah yang mendasari TNI AD, dalam hal ini Kopassus, untuk mengubah pelatihan penanganan teror dan menambah kemampuan lain pada anggota Sat-81.

Meski tidak ingin membuka apa kemampuan lebih Sat-81 Kopassus saat ini, namun sang perwira memberikan satu bocoran.

“Cyber war (peperangan siber) sudah kami mulai walau masih sangat awal,” jelasnya.

Kualifikasi tinggi, unit kecil, durasi singkat

Dikutip dari dw.com, Kualifikasi personel Satgultor 81 secara umum lebih tinggi dari satuan sejenis (primus inter pares), dan paling lama didirikan (tahun 1981).

Oleh karenanya personel Satgultor baru diturunkan, bila ancaman itu bersifat kompleks dengan skala kesulitan terbilang tinggi.

Dan satu lagi yang harus diingat, palagan yang disediakan bagi Satgultor ada pada ruang yang terbatas (seperti pesawat terbang dan gedung), dan biasanya di perkotaan, bukan pertempuran konvensional di dataran luas atau rimba raya.

Itu sebabnya model operasi penindakan dari Satgultor 81 (juga satuan anti-teror lainnya), memiliki istilah teknis Pertempuran Jarak Dekat (PJD, Close Quarters Battle)
Apa yang kita lihat dalam Operasi Tinombala, itu sudah lebih dari sekedar operasi anti-teror, sehingga kurang tepat pula bila personel Satgultor diturunkan.

Operasi di Poso lebih tepat disebut sebagai operasi lawan gerilya (counter insurgency), dilihat dari segi jumlah personel yang diturunkan dan lamanya waktu operasi.

Satgultor dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat, bukan lagi dalam hitungan jam, tapi menit.
Sementara operasi di Poso, jumlah personelnya yang diturunkan mencapai ribuan, palagannya luas dan berbulan-bulan di lokasi.

Satuan seperti Densus 88 atau Brimob Polri masih bisa melaksanakan operasi lawan gerilya, karena jumlah personelnya relatif besar, di mana setiap Polda memiliki satuan Densus 88.

Terlebih Brimob, yang salah satu tugas pokoknya memang operasi lawan gerilya.

Sementara “karakter” Satgultor bukan untuk operasi semacam itu.

Bila Kopassus pada akhirnya mendapat tugas operasi lawan gerilya, bukan Satgultor yang dikirimkan, namun satuan lainnya seperti Grup 1 dan Grup 2 (kualifikasi para komando), atau Grup 3 (Sandi Yudha, operasi senyap).
Tiga Grup Khusus

Untuk membedakan dengan pasukan reguler, satuan dalam Kopassus juga dibagi secara khusus.

Satuan setingkat Brigade diberi nama Grup. Terdapat tiga grup di Kopassus, yakni Grup I, Grup II dan Grup III.
Di samping grup, terdapat satuan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus yang berlokasi di Batujajar, Bandung, serta Satuan 81/Penanggulangan Teror (Gultor) bertempat di Cijantung, Jakarta Timur.

Gultor ini bisa dikategorikan sebagai satuan pasukan Kopassus paling elit dan mampu melaksanakan misi tempur dalam bentuk apa pun.

Setiap Grup dipimpin seorang Kolonel. Di bawahnya terdapat Batalyon yang dikomandoi perwira berpangkat Letnan Kolonel.

Di bawahnya terdapat detasemen, tim, unit dan satuan tugas khusus, masing-masing dikomandani perwira berpangkat Letnan sampai Mayor sesuai beban tugasnya.

Lalu, apa beda Grup I, II dan III di dalam Kopassus?
Grup I dan Grup II Kopassus memiliki peran yang sama, yakni Para Komando atau disingkat Parako.

Dalam penugasannya, mereka bisa diterjunkan di mana saja. Mulai dari operasi lintas udara, hingga penyerbuan amfibi dari laut.
Grup I berdiri pada 23 Maret 1963 dan bermarkas di Serang, Banten dan komandan pertama adalah Mayor Benny Moerdani.

Grup I membawahi 1.274 personel yang terbagi ke empat batalyon tempur, yakni Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika, Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika, Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika dan Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladhika.
Sementara Grup II Kopassus didirikan pada tahun 1962. Grup ini bermarkas di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Grup II membawahi 1.459 personel yang terbagi ke tiga batalyon tempur, yakni Batalyon 21/Bhirawa Yudha, Batalyon 22/Manggala Yudha, dan Batalyon 23/Dhanuja Yudha.
Berbeda dengan dua grup tersebut, Grup III memiliki penambahan spesialisasi, yakni di bidang intelijen.

Hal itu bisa dilihat dari belakang nama satuan, Sandi Yudha.
Satuan ini memiliki spesifikasi tugas perang rahasia berupa 'Clandestine Operation', di antaranya intelijen tempur atau combat intel, dan counter insurgency (kontra 

pemberontakan). Satuan ini bermarkas di Mako Cijantung.
Tidak mudah menjadi bagian dari satuan ini, setiap calon personel wajib menjalani seleksi yang sangat ketat, mulai dari calon prajurit yang masih pendidikan hingga personel yang sudah bertugas aktif di kesatuan tetapi punya bakat intelijen akan dilatih lagi.

Salah satu tes untuk menjadi seorang intelijen Kopassus adalah melakukan praktek intelijen yang sesungguhnya dengan berbagai cara dan tidak boleh melanggar hukum.
Misalnya sampai ada yang menjadi pengemis atau orang jalanan betulan demi melaksanakan praktek menjadi seorang calon intelijen.(angkasa/intisari/dw.com)

sumber : tribun

Kepala BNN Minta Tentara Tembak Bandar Narkoba, Ini Jawaban dari Mabes TNI!

17.31
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengusulkan agar tentara diberi kewenangan menembak mati bandar narkoba. Bagaimana tanggapan dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI)? 

Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto mengatakan institusi tegas menyatakan perang terhadap narkoba. Pemberantasan pun harus dilakukan tanpa pandang bulu. Untuk memenuhi keinginan BNN, katanya, harus sesuai dengan prosedur hukum berlaku.

"Untuk laksanakan tembak bandar ditempat tidak mungkin oleh kita. Tidak mungkin dilaksanakan di luar prosedur hukum, pasti akan diselesaikan dengan hukum berlaku," katanya kepada merdeka.com, Rabu (5/4).

Menurutnya, usulan itu bisa saja dilakukan jika memang saat penangkapan bandar melakukan perlawanan dengan senjata. Aparat berhak mengambil tindakan untuk membela diri. 

Wuryanto mengatakan komitmen TNI terhadap pemberantasan narkoba tegas dengan melakukan bersih-bersih di internal. Anggota yang menjadi pemadat akan diberi saksi. "Kita tindak keras prajurit terlibat narkoba," kata mantan Kasdam Siliwangi ini.

Karena Indonesia sudah nyatakan perang terhadap narkoba, menurut Wuryanto, semua komponen masyarakat harus dilibatkan. Jangan ada keleluasaan terhadap bandar untuk menjual barang haramnya. 

"Upaya pemberantasan narkoba ini, BNN, polisi saya kira perlu dibantu secara maksimal. Kita semua termasuk TNI," tandasnya.

Budi Waseso mengaku sudah berkali-kali menyampaikan usulan jika anggota TNI diberikan kewenangan menembak bandar narkoba kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dia juga sampaikan ke Wapres Jusuf Kalla, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Untuk mengetahui siapa bandar yang menjadi target data akan dipasok oleh pihak Polri. Dengan begitu, kata Budi, kecil kemungkinan saat TNI bertindak sebagai eksekutor terjadi kesalahan.

Menurutnya, direktur narkoba mengetahui siapa dan di mana saja bandar narkoba. TNI bisa bertindak tanpa harus ada barang bukti. "Musuh negara, selesai. Wong TNI dikasih senjata untuk negara, ahli dan terampil untuk bertempur," katanya.

"Kalau lawan bandar mah gampang, lihat saja fotonya benar dari polisi dan BNN, clear. Kamu namanya ini ya? Cocok, tembak saja. Derrr. Habis. Gitu kan," tandasnya.

sumber : merdeka.com