Loading...

Gara-Gara Hal Sepele, 4 Orang Ini Dihakimi Massa Hingga Tewas. Nomor 3 Sangat Menyedihkan!

19.14
Apapun alasannya, yang namanya main hakim sendiri tidak pernah dibenarkan. Toh, Indonesia sudah memiliki pihak yang berwajib yang bertugas menegakkan hukum. Tapi sayangnya, hingga saat ini banyak masyarakat yang begitu mudah terprovokasi dan melakukan tindak main hakim sendiri. Terlebih jika bersinggungan dengan kasus pencurian, warga dengan begitu ringan tangan mengeroyok hingga korbannya tewas.


Walhasil, para pelaku pengeroyokan juga bakal tersandung masalah hukum. Bukannya menyelesaikan masalah, nyatanya timbul masalah baru yang lebih berat. Bukan hanya sekali dua kali terjadi, namun berkali-kali. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus main hakim sendiri yang membuat korbannya tewas, padahal masalah pemicunya sangat sepele.

Diduga mencuri ampli, pria dibakar massa hingga tewas

Malang benar nasib seorang tukang service TV di Bekasi ini. Karena dituduh maling ampli di masjid, ia harus merenggang nyawa setelah dibakar oleh warga. Cerita tersebut makin viral di sosial media karena postingan seorang netizen. Diceritakan bahwa sebenarnya pria tersebut hanya numpang shalat ashar di masjid Desa Muara Bakti. Dia terpaksa membawa ampli miliknya masuk ke dalam masjid karena takut hilang jika ditaruh di jok motor.

Saat keluar dari masjid, seorang warga melihatnya membawa ampli dan mengira bahwa dia adalah maling. Sontak saja teriakan maling membuat warga naik darah. Seketika korban jadi sasaran kemarahan warga. Pria tersebut sudah berusaha menghindar, bahkan berlari ke kampung sebelah. Namun warga justru terus mengejar dan mengamuk. Bahkan ada yang menyiram dengan bensin hingga membakarnya hidup-hidup. Pria tersebut pun tewas dengan luka bakar parah tanpa ada yang menolong.

Pengepul petai dikira penculik dan dihajar massa

Isu penculikan anak awal tahun 2017 lalu juga memberi dampak yang sangat mengerikan. Bukan hanya memberi rasa khawatir pada orangtua yang memiliki anak kecil, tapi ada juga korban nyawa.

Sebut saja Maman Budiman, seorang pengepul petai yang dicurigai sebagai penculik hingga dikeroyok massa hingga tewas. Kejadian tersebut berawal saat Maman berniat menjemput anaknya.




Rencananya, sepulang dari menjemput sang anak, korban berniat mencari petai dari petani yang nantinya akan dijual lagi di pasar. Namun ternyata, kedatangan korban mengundang kecurigaan warga. Sontak saja, warga yang termakan info hoax langsung menangkap korban. Masyarakat yang berkumpul makin ramai akhirnya tak mampu menahan amarah, mereka pun mengeroyok Maman dengan membabi buta hingga tewas.

Diduga mencuri burung, remaja 16 tahun tewas dikeroyok warga

Seorang remaja 16 tahun berinisial TP harus merenggang nyawa sesaat setelah warga ramai-ramai menghajarnya. Padahal, masalahnya begitu sepele, korban diduga mencuri burung milik salah satu warga. Diduga, korban melakukan aksinya bersama dua temannya. Namun, dua rekannya berhasil meloloskan diri, sementara TP habis diamuk warga.

Sementara itu, ibu salah satu tersangka pencurian burung mengaku tak terima dengan tindakan warga yang main hakim sendiri. Mereka masih remaja, wajar saja jika bandel. Namun menegur mereka bukanlah dengan cara kekerasan, terlebih sampai membuat TP meninggal dunia. Masih ada hukum yang bisa membuat mereka menyadari kesalahan.

Maling pisang tewas tragis ditangan massa

Mei 2017 lalu, Indramayu digegerkan dengan pengeroyokan dua pemuda yang diduga maling motor. Salah satunya bahkan tewas mengenaskan setelah dihakimi massa. Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo Basuki mengatakan bahwa korban sama sekali tak berkutik karena begitu banyak warga yang mengeroyok. Ketika polisi datang, korban Santo (19) sudah tewas.

Sementara Egi (18) mengalami luka parah. Setelah dilakukan penelusuran oleh pihak kepolisian, ternyata kedua korban hanyalah pencuri pisang, bukan maling motor seperti yang dituduhkan warga. Polisi menyayangkan tindakan wa rga yang kerap main hakim sendiri, terlebih korbannya masih berusia remaja.

Itulah sedikit contoh kasus main hakim sendiri yang kerap terjadi di Indonesia. Hanya karena hal sepele, bukankah sangat disayangkan jika harus ada nyawa yang dikorbankan? Semoga kejadian di atas menyadarkan kita untuk tidak mudah terprovokasi hingga melakukan aksi main hakim sendiri.
sumber : boombastis

INSPIRATIF ! Berkenalan dengan Karisma, Anak PEMULUNG yang Lolos Seleksi Polisi!

19.12
Polda Bangka Belitung menggelar Sidang Panitia Penentuan Kelulusan Akhir (Pantukhir) Brigadir Polri tahun 2017. Di sinilah ditentukan nasib ratusan pendaftar bintara polisi. Akankah mereka lulus tes untuk mulai menjalani pendidikan atau pulang dengan tangan hampa.


Calon bintara polisi yang menyedot perhatian adalah Karisma Arya Gus Saputra. Anak seorang pemulung ini berhasil mengalahkan ratusan pelamar lain dan lolos menjalani pendidikan sebagai Bintara Polri.

Begitu dinyatakan lulus, Karisma langsung memeluk kedua orang tuanya yang hadir saat Sidang Pantukhir. Alumnus SMAN 2 Kota Pangkalpinang ini langsung bersujud mencium kaki ibunya sebagai tanda bakti.

Karisma mengaku ini pertama kali dia mendaftar. Selama tes masuk, dia mempersiapkan fisik dan mental dengan sebaik mungkin. Istimewanya, dia melakukan itu di sela-sela kegiatannya membantu orang tua.

"Dalam kesehariannya KA membantu pekerjaan orangtuanya yang bekerja sebagai pemulung. Kondisi kesehatan orangtuanya yang semakin menurun dan tidak memungkinkan untuk bekerja terlalu lelah," demikian informasi dari Divisi Humas Mabes Polri, Senin (7/8).

Agus Sukamto (37) mengaku sangat bersyukur putranya bisa diterima di kepolisan. Dia sempat tak menyangka Karisma yang anak seorang pemulung dan tak punya apa-apa bisa lulus.

"Tidur saja beralaskan tikar. Kami sangat bersukur kepada Allah SWT" kata Agus saat diwawancara awak Tribrata News.

Pemuda kelahiran Pangkal Pinang, 28 Mei 1999 ini sudah memimpikan menjadi abdi negara. Upaya dan kerja kerasnya menuntut ilmu terbayarkan sudah, kini Karisma memiliki kesempatan menjadi abdi negara.

Terlahir sebagai orang yang kurang mampu tidak menjadi penghalang baginya untuk berprestasi dan menggapai cita-citanya menjadi seorang Polisi. Selamat berlatih, negara menunggu dharma baktimu.

sumber : merdeka

Tak Disangka....Serka Darwis, TNI Teladan Yang Bantu Anak Sekolah Menyeberang Adalah Jagoan Peringkus Pelaku Bom

17.26
Sosok Serka Muhammad Darwis menjadi viral setelah aksinya membantu anak-anak menyeberangi sungai dengan alat seadanya. Ternyata tak cuma membantu anak-anak sekolah, Bintara Pembina Desa Koramis 1412-03/Rante Angin ini juga memiliki banyak cerita di tempatnya bertugas.


Sejak tahun 2009, Serka Darwis bertugas membina empat desa. Kelurahan Ranteangin, Desa Landolia, Desa Rantebaru dan Desa Maroko. 

Saat itu masih ada sebagian masyarakat yang gemar mabuk-mabukan. Mereka kerap membuat onar dengan berkelahi atau meresahkan warga. Hal ini pula yang membuat perekonomian desa tersebut tertinggal.

Secara perlahan, kebiasaan itu berhasil diubah oleh Serka Darwis. Dia aktif menjalin komunikasi dengan pemuka adat maupun ulama setempat. Tokoh-tokoh pemuda pun dirangkul.

Serka Darwis juga dinilai berhasil mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya. Dia membuka lahan untuk dijadikan areal pesawahan. Awalnya banyak warga menolak. Namun setelah melihat

hasilnya, warga berbondong-bondong ikut bertani. Dari awal 40 hektar sawah, dalam waktu 2 tahun bertambah menjadi 340 hektar.

Pria kelahiran Bulukumba 48 tahun lalu itu pun tak mau berpangku tangan saat anak-anak sekolah kesulitan menyeberang. Saban hari Serka Darwis menyeberangkan anak-anak sekolah melalui Gondola (Jembatan tali berkatrol) melewati Sungai Ranteangin di Desa Maroko. 

"Untuk menyeberangkan anak sekolah melewati sungai yang memiliki kedalaman 6 meter itu, setiap hari Serka Muh. Darwis telah standby di lokasi penyeberangan sejak pagi hari," ujar Kapenrem 143/Halu Oleo Mayor Azwar, Rabu (9/8).

Menurut penduduk setempat, aktivitas menyeberangkan anak tersebut menjadi pekerjaan rutin Serka Darwis kecuali saat sang Babinsa mendapatkan tugas lain.

"Ini panggilan nurani saya sebagai prajurit TNI," kata Serka Darwis.

Menurutnya pendidikan sangat penting. Jangan sampai para penerus Bangsa ini tak bisa sekolah gara-gara tak bisa menyeberang.

Cerita soal Serka Darwis belum selesai. Dia pun pernah membantu meringkus para pelaku pengeboman ikan yang beraksi di wilayahnya. 

"Atas keberhasilan tersebut, masyarakat Desa Landolia mewujudkan apresiasinya dengan memberikan hadiah kepada Serka Darwis berupa satu unit Rumah Pos Babinsa berukuran 7 X 9 meter di dalam wilayah Desa Landolia Kecamatan Ranteangin," tutup Mayor Azwar.

Sumber: merdeka

Demi Menciutkan Nyali Pasukan Malaysia, TNI AL Mengerahkan Kapal Pemburu Di Nunukan Kalimantan

19.14
Armada Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan, mendapatkan Kapal Angkatan Laut (KAL) bersamaan dengan empat daerah lainnya di bagian timur Indonesia masing-masing Pangkalan TNI Angkatan Laut Kepulauan Aru, Pangkalan TNI Angkatan Laut Sangalaki, Pangkalan TNI Angkatan Laut Melongwane dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tahuna.


Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan Letkol Laut (P) Ari Aryono mengatakan, KAL Ambalat 1-13-45 yang diterimanya menjadi alat utama sistem persenjataan yang akan memperkuat pertahanan di perbatasan Republik Indonesia- Malaysia di Kabupaten Nunukan.

"KAL ini membuat alutsista kita semakin kokoh. Tetapi kalau melihat wilayah Perairan Nunukan, kita masih kurang sarana patroli. Karena wilayah operasi kita bukan hanya wilayah timur dan Sebatik tetapi masuk alur sungai pedalaman Kalimantan," ujarnya, Senin (31/7/2017).

KAL Ambalat 1-13-45 merupakan buatan dalam negeri. Kapal yang dikerjakan PT Tesco Indo Maritim ini memiliki spesifikasi panjang 28 meter, lebar 5,8 meter dengan senjata berat mitraliur 20 milimeter dan 12,7 milimeter yang terpasang di bagian depan dan belakang kapal.

KAL Ambalat 1-13-45 yang memiliki kecepatan maksimal 29 - 30 knot dengan kecepatan jelajah atau ekonomis 16 knot dilengkapi dengan 15 awak.

“Ini disiagakan di perairan laut wilayah timur untuk melapisi KAL Bokori I-13-4.01 sebagai penguat alutsista TNI AL di Nunukan,” ujarnya.

Dia mengatakan, kapal jenis pemburu ini memang disiapkan untuk mempertebal pengamanan wilayah tugas Lanal Nunukan.

"KAL Ambalat ini sebagai pelapis KAL Bokori yang telah kami miliki bersama Patkamla lain. Wilayah patrolinya bisa sampai Ambalat,” katanya.

Menurutnya, penambahan alutsista berikut personel untuk Pangkalan TNI Angkatan Laut Nunukan, akan semakin memperkuat posisi TNI AL.

“Penambahan kekuatan berarti butuh tanggungjawab lebih besar bagi setiap pelanggaran hukum wilayah laut. Kami akan genjot kinerja prajurit, karena bagaimanapun Lanal harus tetap tegas menjaga perbatasan laut Indonesia," Katanya 

Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2017/07/31/kal-ambalat-perkuat-pertahanan-di-perbatasan-ri-malaysia

SANGAR.! Cuma Modal GERTAKAN, Danramil Ini Bikin 5 Begal Kocar-Kacir.!

16.28
Kedua siswa SMA Banguntapan 2, Bantul ini nyaris menjadi korban lima begal di siang bolong. Beruntung pada saat bersaman melintas Danramil 14/Gedongtengen Kapten Arm Ronang Sasiarto. Aksi heroik Kapten Ronang yang bernyali berhadapan dengan komplotan begal beranggotakan lima orang itu pun sukses menggagalkan kejahatan dengan kekerasan. Tepatnya perampasan motor di Jalan Timoho, Baciro, Kota Yogyakarta. 

Aksi begal masih saja terjadi di Yogyakarta. Seperti yang menimpa Sintya, 16, dan Kinanti Nareswari Ibnu Putri, 16, Senin (5/6) lalu. 
Peristiwa itu bermula saat Kapten Ronang dari Kodim 0734/Yogya berniat menjemput istrinya di Sokowaten, Bantul. Saat melintasi Jalan Timoho, Baciro, Kapten Ronang disalip tiga sepeda motor dengan lima pengendara berperawakan tinggi, tegap, dan sangar. Spontan instingnya sebagai tentara dengan pengalaman sebagai intel tergerak dengan tetap memerhatikan para pengendara motor tersebut. 

“Di lampu merah Timoho, saya memerhatikan dua di antara komplotan itu menunjuk-nunjuk dua siswi SMU yang mengendarai motor matik warna merah. Saya berpikir mereka hendak menjambret. Sehingga saya ikuti terus,” tuturnya di Makodim 0734/Yogyakarta, Jalan AM Sangaji Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, kemarin. Ternyata instingnya tepat. Sekitar 300 meter dari lampu merah Timoho, kelima pelaku menghentikan kedua korban. Kelima begal dengan paksa merampas kunci kontak dan hendak melarikan motor Vario korban. 

Sementara korban yang ketakutan tak bisa berbuat apa-apa. Menyaksikan kejadian itu, dia langsung menabrakkan motor yang dikendarainya tepat di depan para pelaku. Tak ayal pelaku tidak dapat melarikan motor hasil rampasannya. “Jangan turut campur!” kata Ronang menirukan ancaman salah seorang pelaku. Nyalinya sebagai tentara langsung memuncak. “Hentikan! Serahkan motor adik-adik ini, atau kalian saya hajar! Saya tentara, saya Danramil Gedongtengen!” kata Kapten Ronang sembari melepas jaket yang menutupi seragam dinasnya. Mendengar hardikan itu, dengan cepat pelaku meninggalkan motor rampasan dan melarikan diri ke arah selatan (Balai Kota Yogyakarta). 

Sementara kedua korban yang masih ketakutan segera diantar pulang ke rumahnya. Korban, Kinanti Nareswari Ibnu Putri menceritakan, saat itu dirinya ingin pulang ke rumahnya di Banguntapan. Setelah lampu merah Timoho tiba-tiba dipepet orang tak dikenal. Pelaku beralasan menanyakan alamat pada korban. “Gerombolan itu mepet-mepet , yang satu menghadang di depan, yang satu meng h adang samping kanan. Saya mau lari, kunci sudah diambil pelaku,” kata Kinanti. Kinanti pun awalnya tidak tahu yang menolong adalah seorang TNI. Karena seragamnya tertutup jaket. Bahkan dia menduga Kapten Ronang adalah anggota komplotan. 

Kemarin, orang tua korban, Hartati, 43, mendatangi Makodim menemui Kapten Ronang untuk menyampaikan rasa terima kasih telah membantu. Bahkan menyelamatkan anaknya dari aksi kejahatan begal. Dandim 0734/Yogyakarta Letkol Inf Rudi Firmasnyah pun mengapresiasi keberanian anggotanya. Dia mengaku bangga karena anak buahnya berhasil menyelamatkan korban dari kejahatan pembegalan. 

“Saya bangga. Tanpa berpikir akan keselamatannya sendiri, Kapten Ronang mempertaruhkan diri membantu masyarakat yang membutuhkan. Saya bangga, sebagai prajurit, dedikasinya untuk mengabdi kepada bangsa, negara, dan masyarakat tetap dikedepankan. Saya berharap menjadi teladan bagi anggota lainnya,” kata Letkol Rudi. 

sumber : koransindo

Kisah PASUKAN SETAN dari INDRAMAYU yang Membuat Bulu Kuduk Belanda MERINDING!

16.23
Kegiatan gangguan, penyerangan terhadap kedudukan pos, markas atau asrama Tentara maupun Polisi Belanda, dan penghadangan terhadap mereka kerap dilakukan. Akibatnya Tentara Belanda marah, apalagi setelah Asrama Polisi di Pandean dibakar Pasukan MAS, sehingga Tentara belanda melakukan serangan ke Desa Plumbon, terjadi kontak senjata setelah itu MAS dan Pasukannya menghilang kearah Desa Panyindangan Wetan.


Setelah itu Pasukan MAS melakukan penghadangan dan penyerangan di Desa Lohbener, Larangan, Cikedung, Jambak, Penganjang, Bugel dan Bongas. Dalam berbagai penghadangan dan penyerangan Pasukan MAS banyak menimbulkan banyak kerugian di pihak Belanda dan banyak melukai serta menewaskan Tentara Belanda. Saat berada di Desa Bongas MAS bertemu dengan Pasukan Hassan (Lasykar Jakarta) yang ingin menggabungkan diri dengan Pasukan MAS.Dengan taktik gerilya menghadang dan menyerang Pasukan Belanda kemudian menghilang kedalam hutan, membuat gusar Pasukan Belanda.

Akibatnya rakyat menjadi marah dan makin berani terhadap Tentara Belanda, seperti yang dilakukan oleh rakyat di Desa Bugel dengan menghancurkan jembatan yang ada disana. Meskipun Tentara Belanda telah menguasai Indramayu tapi bukan berarti rakyat Indramayu tunduk terhadapnya, sama sekali tidak. Para pemimpinnyapun mengungsi ke Desa Gelar Mendala (Ciwatu), berkumpul melakukan musyawarah untuk mengatur siasat perjuangan melawan penjajah dan membentuk Pemerintahan Sipil, dalam musyawarah tersebut dihadiri antara lain Mayor Sangun, Garjito (Polisi), menghasilkan kesepakatan untuk mengangkat Mursyid Ibnu Syaifuddin sebagai Bupati Indramayu dan membentuk SKR (Susunan Keamanan Rakyat) disetiap Desa guna membantu pasukan gerilya.

Mayor Sangun diangkat sebagai penghubung untuk mempersatukan badan-badan perjuangan seperti Pasukan setan,Laskar Hizbullah dll.Mendengar adanya laporan dari mata2 Belanda, bahwa telah diadakan Musyawarah di Gelarmandala, maka Pasukan Belanda melakukan serangan mendadak pada pagi hari, melakukan pengepungan dari lima jurusan, yaitu dari Desa2 Sukaurip,

Pekandangan, Malang, Semirang, Longok dan Sudimampir. Tetapi karena tidak berhasil menangkap orang2 yang dimaksud, Belanda dengan membakar habis Desa Gelar Mendala.Pasukan Setan memang gesit dan cepat menghilang. Salah satu aksi yang dilakukan pasukan ini adalah menghadang konvoi tentara Belanda di jembatan Bankir.

jalam pertempuran ini pihak Pasukan Setan menewaskan 40 tentara Belanda dan merampas semua persenjataan mereka. Keberhasilan penyerangan konvoi Belanda di jembatan Bankir pada November 1947 ini merupakan sebuah hasil dari penyerangan yang terencana. 

Sebelumnya, Pasukan M.A. Sentot terlebih dulu telah mendapat bantuan senjata dari Polisi Belanda yang berada dibawah pimpinan Suhad, yang menggabungkan diri dengan pasukan Republik Indonesia, di desa Anjatan. Dengan diperolehnya bantuan senjata ini, maka diadakan Iagi penghadangan di desa Kopyah dengan tujuan untuk menyelamatkan tawanan2 yang akan dibawa Belanda ke Haurgeulis.Modal kemenangan dari penghadangan di berbagai tempat membuat pasukan gerilyawan semakin berani dan percaya diri. Dari rasa percaya diri itulah direncanakan melumpuhkan konvoi tentara Belanda di jembatan Bangkir pada akhir bulan Novembar 1947. Pada sekitar jam 05.00 pagi pasukan gerilya telah disiapkan untuk mengadakan operasi di sekitar jembatan Bangkir. Sementara itu rakyat di sekitarnya diungsikan ke desa2 jang diperkirakan lebih aman. Setelah lama menunggu barulah sekitar jam 09.00 terdengar suara truck yang ternyata bukan truck militer Be¬landa. Truck preman yang dikawal 2 Polisi Pasundan tersebut tidak diganggu utk menjaga jangan sampai rencana itu bocor. 

Sekitar jam 11.00 barulah ada kode dari Pos Peninjau yang memberi isyarat bahwa konvoi Militer Belanda jang didahului oleh Bren-Carrier akan melintasi jembatan Bangkir dari arah Indramayu.Pasukan yang semula kaget melihat banyaknya tentara Belanda bangkit kembali semangatnya setelah M.A. Sentot memberi komando untuk melakukan tembakan. Dari jarak hanya 30 meter pasukan M.A. Sentot menembaki pasukan Belanda. Kopral Dali, seorang penembak bren, berhasil melumpuhkan Bren-Carrier beserta pengemudinya. Jumlah kerugian Belanda tak terkira, sebab seluruh peleton prajurit yang konvoi berikut satu mobil palang merah Belanda dapat dihancurkan. Pertempuran yang berlangsung sekitar tiga jam itu berakhir sekitar jam 14.00. Dalam peristiwa ini dua orang tentara Belanda berhasil lolos. 

Namun dalam upaya menyelamatkan diri ke kota Indramayu yang berjarak sekitar 10 kilo meter, mereka tertangkap oleh rakyat dan akhirnya dibunuh. Di kemudian hari diketahui bahwa salah seorang dari dua tentara yang dibunuh rakyat ini merupakan dokter berpangkat Mayor. Sementara itu dari pihak pasukan M.A. Sentot gugur satu orang bernama Salim.

Inilah 7 Lika-liku yang Akan Kamu Rasakan Jika Menjadi Istri Pria Berseragam. Kamu Siap?

22.43
Mungkin bagi beberapa cewek, memiliki suami dari kalangan militer ataupun polisi adalah mimpi yang selalu dipanjatkan dalam doa. Ya, pria berseragam memang mempunyai tempat tersendiri di banyak hati wanita. Begitu juga dengan aku. Tak heran, begitu akhirnya mimpi itu menjadi nyata ketika dia datang untuk meminang dan mengajak memasuki kehidupan yang lebih serius, “iya” adalah jawaban yang langsung terlontar.


Menjadi istri seorang suami yang pekerjaannya mengabdi kepada negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Ada suka duka yang terselip di balik kehidupan rumah tangga yang harus dijalankan. Saat sudah memutuskan untuk memiliki suami dari kalangan pria berseragam, saat itu pula kehidupan baru dimulai dengan konsekuensi yang harus diterima. Ini hanya sebagai referensi tentang bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan dengan pria berseragam yang mungkin ada di antara kamu yang akan segera merasakannya.
Menikah dengan pria berseragam jadi kebanggaan tersendiri. Begini rasanya menuju pelaminan dengan suami yang mengenakan seragam kebanggaannya


Menjadi istrinya via thebridedept.com

Ada kebanggaan tersendiri saat bisa bersanding dengannya di pelaminan. Saat pasangan lain ‘hanya’ mengenakan pakaian adat seperti kebanyakan, dia tampak gagah dengan seragam yang dikenakan. Hari itu aku bilang pada dunia bahwa akulah wanita paling beruntung di seluruh jagat raya ini. Akupun berterimakasih pada Tuhan atas nikmat yang tak terkira ini.
Tapi, setelah itu harus siap akan cinta yang sering terbagi. Antara dia dan negara



Abang pergi tugas dulu, Dek via www.hipwee.com

Tugasnya sudah barang tentu mengabdi pada negara. Tak kenal kapan, di mana dan sedang apa, menjadi istri seorang tentara atau polisi sudah pasti harus siap kapanpun suami dipanggil tugas. Entah itu tengah malam atau sedang tanggal merah. Terkadang sedih juga. Tapi apa mau dikata, begitulah resiko bersuamikan pria berseragam. Toh saat melamar dulu, hal ini menjadi yang paling utama dibicarakan dan sering untuk diingatkan. Baiklah, sebagai istri, aku harus kuat dan mendukung apapun yang dilakukannya dalam pekerjaan.


“Dek, Maaf Abang harus pergi dulu. Ada panggilan dari atasan.”


“Ini ‘kan hari libur, Bang?”


“Iya, Dek. Tapi beginilah pekerjaan Abang. Sabar ya, sayang. Abang nggak lama kok.”
Kata orang, memulai adalah hal yang paling sulit. Begitu juga saat menemani perjuangan suami di awal karirnya



Perjuangan dari awal via pendam17cenderawasih.mil.id

Menikah saat suami baru saja memulai awal karir rasanya seperti bayi yang baru saja belajar berjalan. Tertatih, pelan-pelan, kadang pakai jatuh, tapi bangkit, berdiri dan mulai jalan lagi. Banyak cerita menyebutkan bahwa orang tua akan membuka peluang lebih besar untuk anak gadisnya jika ada pria yang datang dengan seragamnya daripada hanya seorang ‘laki-laki biasa’.

Orang menganggap dipinang pria berseragam sudah pasti akan terjamin kehidupannya. Nyatanya, kemampuan mengelola keuangan adalah salah satu yang juga harus dimiliki seorang istri dari para pria berseragam ini, karena pendapatannya kadang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan belum bisa disisihkan untuk masuk tabungan.
Berpindah-pindah tempat tinggal bukan lagi jadi hal asing. Yah, memang begitulah resikonya


Adek ikut kemanapun Abang pergi via www.instagram.com

Menjadi istri dari pria berseragam juga sudah harus siap untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Semua bukan dari keinginan berdua, tapi atas perintah atasan. Padahal di tempat yang sekarang, tetangga sudah seperti saudara, lokasi sudah strategis dan semua kebutuhan mudah untuk dicari. Pindah ke tempat lain apalagi ke daerah yang sulit dijangkau dan jauh dari perkotaan adalah hal yang sebenarnya nggak mudah diterima. Yah, tapi apa mau dikata. Begitulah resikonya.

“Dek, Abang dipindah tugaskan ke sini.” (sambil menyodorkan surat tugas dari atasan)

“Jauh ya, Bang. Tapi nggak apa-apa. Kemanapun Abang pergi, Adek ikut.”
Belum lagi kalau ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di luar negeri. Hubungan jarak jauh harus dilalui


Papa pergi dulu ya via www.hipwee.com

Dengan ditugaskannya suami hingga ke luar negeri sebagai pasukan perdamaian menunjukkan bahwa kinerjanya dinilai baik dan mampu untuk mengemban tugas ini. Tapi tak ada yang bisa merasakan sedihnya mengantarkan dan melepas kepergiannya. Tak ada kata-kata yang bisa mewakili hati yang sendu akan ditinggalkan dalam hitungan bulan bahkan tahun. Tak ada hati yang kuat untuk bisa menerima perpisahan singkat ini. Hanya doa yang bisa selalu terucap sebagai pengganti rindu dan berharap suami pulang dengan selamat tak kurang suatu apa.
Sedihnya lagi kalau suami bertugas di saat istri lagi hamil tua. Cerita Ayah dipanggil Om ketika kali pertama bertemu anak sudah banyak didengar



Finally meet Papa via www.cit4vets.com

Rasa sedih ditinggal suami bertugas ke daerah atau luar negeri tak seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang ditinggal suami ke medan perjuangan saat sang istri sedang hamil tua. Sudah proses melahirkan tak ditemani, pas ketemu dengan Ayahnya untuk kali pertama setelah ditinggal berbulan-bulan, eh malah dipanggil Om. Haduh, nasib!
Volley, senam dan menyanyi menjadi yang paling sering dilakukan. Tak apa, semua menjadi bumbu untuk mempererat silaturahmi yang terjalin



Main Voli dulu yuk! via www.cit4vets.com

Sebagai istri yang baik, kemampuan volley, senam, menyanyi dan juga joget harus terus diasah. Seru juga ternyata bisa berbaur dengan ibu-ibu lainnya. Kegiatan yang dilakukan memang nggak jauh-jauh dari itu. Dari acara hari Minggu sampai memeriahkan HUT RI di bulan Agustus, para ibu inilah yang paling bisa bikin suasana ramai. Kalau dari volley sampai nyanyi sudah dikuasai, berarti sudah bisa dibilang sah menjadi anggota persatuan istri para pria berseragam. Kalau kamu belum bisa, tenang, itu semua bisa karena terbiasa, kok.

Setiap pekerjaan punya resiko, tanggung jawab dan konsekuensinya masing-masing. Begitu pula kalau menikah dengan seorang pria berseragam, baik itu dari kalangan polisi maupun TNI. Beginilah kurang lebih gambarannya. Kalau kamu berniat untuk masuk ke dalam situasi ini, selamat mempersiapkan segalanya. Ketika suami bertugas mengabdi pada negara – dalam hal ini – kita sebagai istri sedang mengabdi pada suami, menemaninya mengemban tugas, mendukung dan terus mendoakannya.

sumber : http://www.hipwee.com/wedding/7-lika-liku-saat-menjadi-istri-pria-berseragam-siap-ditinggal-untuk-mengabdi-adalah-salah-satunya/